Kembang Kopi Jogja: coffee shop berkonsep literasi informasi
14.23on the table: wamena coffee & noodle coffee at Kembang Kopi Jogja |
Assalamu’alaikum...
Apasi
literasi informasi? Katanya seorang pustakawan harus jadi agen literasi
informasi ya?
Ya
jelas dong...
Oke,
sekarang saya akan sedikit cerita tentang pengalaman saya berkunjung di salah
satu Coffee Shop di Jogja. Nama coffee shop nya dalah Kembang Kopi, lokasinya
di Jl.prof dr. Soepomo, uh IV 1051 Yogyakarta.
Jujur sebenarnya saya bukan sosok penggemar kopi, tapi yang membuat saya bisa sampai
di tempat ini karena disini menyediakan menu yg unik yaitu noodle coffe.
Well... saat ini saya tidak akan membahas noodle coffee tapi
lebih ke konsep tempat dari coffee shop ini. Ada sesuatu yang menurut saya luar
biasa di coffee shop ini. Jadi di coffee shop ini ada lemari kecil yang menempel
pada dinding di bagian ruangan customer. Lemari kecil ini berisi buku-buku
koleksi pribadi owner Kembang Kopi. Awalnya saya ragu mau mengambil salah satu buku tersebut, tapi setelah saya tanya kepada
salah satu barista ternyata buku-buku tersebut memang menjadi salah satu
fasilitas yang diberikan untuk semua customer. Buku-buku tersebut dapat dibaca
ditempat sambil menikmati coffee.
Awalnya lemari buku ini belum ada, dan owner belum terfikir untuk
memberikan fasilitas ini kepada
customernya. Ide ini muncul berawal dari owner yang merasa sayang
melihat buku-buku milik pribadinya
selama kuliah tidak lagi tersentuh (read: baca) karena kesibukannya mengurusi
coffee shop. Akhirnya dia mendapat ide untuk meletakkan buku-buku tersebut di
coffee shop nya, dengan tujuan agar buku-buku tersebut bermanfaat bagi yang
membutuhkan. Buku-buku tersebut tidak banyak, tapi yang saya kagumi dari owner coffee shop ini, ia sudah
berusaha ikut andil dalam gerakan literasi informasi meskipun ia mengakui bahwa
belum bisa malakukan banyak hal. Dan yang lebih kerennya lagi buku-buku
tersebut tidak hanya bisa dibaca ditempat, tapi bisa dipinjam untuk dibawa
pulang ke rumah/kost. Tidak ada syarat untuk jadi member atau sudah kenal dulu
dengan owner. Ia tidak takut ketika buku-buku yang dipinjam tersebut tidak
dikembalikan lagi. Ia berprinsip ketika buku tidak di kembalikan berarti buku
tersebut benar-benar dibutuhkan dan di manfaatkan.
Woow... coba perpustakaan yang ada saat ini memiliki
peraturan atau prosedur seperti coffee shop ini, dimana semua orang dapat
meminjam buku tanpa harus ribet mengikuti prosedur perpustakaan. Yang baru
skala kecil saja sudah berani out of the box, kenapa kita (pustakawan) yang
memiliki peran besar di dunia perpustakaan belum berani untuk melakukan suatu
perubahan terhadap literasi informasi? J
Salam #KIMV
0 komentar